Friday, November 22, 2013

Perang siber antara hacker Indonesia dan Australia masih berlanjut
Perang siber antara hacker Indonesia dan Australia masih berlanjut  
Google Indonezia-Tak hanya situs kepolisian Australia yang jadi sasaran peretas atau hacker. Juru bicara Bank Sentral Australia pun mengonfirmasi bahwa situs mereka jadi korban aksi peretasan "Denial of Service" [DOS], sejak Selasa malam 19 November 2013.
Namun, sistem mereka telah memastikan bahwa situs yang beralamat di rba.gov.au masih dapat diakses. Saat VIVAnews mencoba mengakses situs bank itu, Kamis pagi 20 November 2013, portalnya tak mengalami masalah.
"Kami telah melindungi situs kami dari serangan DOS dan sistem tersebut jitu. Kini semua sistem kami sudah aman," kata juru bicara bank yang mulai beroperasi pada 14 Januari 1960 itu.

Serangan itu terjadi paska adanya perang siber yang intensif antara Australia dan Indonesia lantaran terungkapnya isu spionase yang dilakukan Badan Intelijen Negeri Kanguru kepada pejabat di Tanah Air.

Namun, menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Gatot S Dewa Broto, Indonesia akan lebih menderita jika benar perang siber dalam skala besar itu terjadi. "Karena keamanan siber di Indonesia masih lemah bila dibandingkan Australia," ujar Gatot.

Selain itu, tambah Gatot, ramainya pemberitaan di media mengenai aksi peretasan ini sangat berpotensi memicu keresahan dari masing-masing negara, khususnya para pengguna internet. Bahkan, bisa juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk mengeruk keuntungan.

"Tindakan peretasan yang dilakukan secara demonstratif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan itu hanya akan memperkeruh suasana," kata Gatot seperti yang tertuang dalam keterangan tertulis, Rabu lalu.

Pekan lalu, Anonymous yang menyebut diri dari Indonesia berhasil meretas berbagai infrastruktur strategis milik Australia. Lalu, ada balasaan dari seorang anggota Anonymous Australia yang mengaku meretas berbagai situs Indonesia seperti soloairport.com, situs Garuda Indonesia Airways, Angkasa Pura, dan situs pendidikan.

Hal itu semakin diperkuat dengan adanya video ancaman yang mengaku dibuat oleh kelompok Anonymous Australia dan berisi agar kelompok Anonymous Indonesia waspada terhadap serangan mereka. Dalam video itu tertera beberapa situs Indonesia yang rencananya akan dijadikan target serangan antara lain kaskus, Detik, KPK, Garuda Indonesia, Polri, tak terkecuali portal berita viva.

0 comments:

Post a Comment

Mohon Untuk Tidak Sara Di GooGLe Indonezia

salam Blogger